Makalah Iman Kepada Hari Akhir

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Ilmu Tauhiid yang berjudul “Iman kepada hari akhir” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam selalu kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW Selesainya makalah ini juga tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, maka kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Taufik Hidayat,M.Sos. selaku dosen materi kuliah Ilmu Tauhiid. 2. Semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para mahasiswa maupun para pembaca lain. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para mahasiswa, dosen atau pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Bandung, 4 Desember 2019 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hariakhir adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimanakadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman adanya hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya, seorang manusia tidak disebut mukmin sebelum ia beriman kepada apa yang terkandung dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul yang benar, yang berkaitan dengan hari akhir. Mengetahui adanya hari akhir dan senantiasa mengingatnya sangatlah penting karena akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kebaikan jiwa manusia ketakwaan dan komitmennya terhadap agama. Tidak ada yang membuat hati keras dan memberanikan orang berbuat maksiat daripada kelalaian mengingat hari kiamat, kengerian, dan kedasyatannya. Seperti yang digambarkan Allah dalam firmanNya : “Maka bagaimana kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.” (QS. Al-Muzzamil:17) Orang muslim meyakini Dunia mempunyai saat terakhir dimana dia terhenti adanya, dan mempunyai hari lain yang tidak mempunyai penghabisan, kemudian datanglah kehidupan kedua, yaitu hari lain dinegeri akhirat. pada hari tersebut, Allah SWT.membangkitkan semua makhluk, mengumpulkan mereka semua kepadanya untuk dihisab. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian hari akhir dan maksudnya? 2. Apa saja macam-macam dan tanda-tanda hari akhir? 3. Apa itu hari kebangkitan dan makhsyar? 4. Apa itu Mizan? 5. Apa itu Haudh? 6. Apa itu Sirath? 7. Apa itu Syafa’at? 8. Apa saja karakter neraka? 9. Apa saja pintu-pintu neraka dan azab didalamnya? 10. Apa saja amalan-amalan yang memasukkan ke dalam neraka? 1.3. Tujuan Penulisan Selain untuk memenuhi tugas Ilmu Tauhiid, makalah ini juga dibuat untuk menambah wawasan mengenai beriman kepada hari akhir sehingga kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan lebih memantapkan diri untuk menghadapi datangnya hari akhir atau kiamat kelak. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Hari Akhir Iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dalam perbuatan. Menurut istilah, hari akhir atau kiamat adalah hari kehancuran alam semesta beserta seluruh isinya. Pengertian iman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah meyakini adanya kehidupan yang kekal abadi setelah hancurnya alam semesta ini dan manusia akan mendapat balasan yang seadil-adilnya tentang amal yang telah dilakukan sewaktu di dunia. Adapun firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang mewajibkan kita untuk beriman kepada hari akhir terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 62 : إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”(Al-Baqarah : 62). 2.2. Macam-macam hari akhir Para ulama membagi kiamat menjadi dua yaitu kiamat Sugra dan kiamat Kubra 1. Kiamat Sugra Kiamat sugra adalah kiamat kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, misalnya kematian dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. Allah SWT berfirman : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ Artinya :“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” ( Q.S. Ali-Imran : 185). 2. Kiamat Kubra Kiamat kubra adalah kiamat besaryaitu hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak. Kapan terjadinya hari kiamat hanya Allah SWT yang tahu. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahui secara pasti kapan kiamat terjadi. Allah SWT berfirman : إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَىٰ Artinya :“ Sesunggunya hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan”. (Q.S. Thoha : 15). Setelah kiamat kubra terjadi maka malaikat Israfil akan meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Hal ini pertanda Allah SWT akan membangkitkan dan menghidupkan kembali manusia yang paling akhir yang hidup di muka bumi. Peristiwa ini dinamakan Yaumul ba’ats. Tanda-tanda Hari Akhir Tanda-tanda kiamat, diriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid Al-Giffari, dia berkata : Rasulullah Saw. Menghampiri kami saat kami tengah berbicara sesuatu, beliau berkata : Apa yang kalian bicarakan?”. Kami menjawab : Kami membicarakan kiamat. Beliau bersabda : “Kiamat tidaklah terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.” Beliau menyebut : 1) kabut, 2) Dajjal, 3) binatang melata dari dalam tanah, 4) terbitnya matahari dari barat, 5) turunnya isa bin Maryam a.s., 6) Yajuj dan Ma’juj, tiga-tiga gerhana: 7) gerhana ditimur, 8) gerhana di barat, 9) gerhana di Jazirah Arab dan 10) api yang muncul dari Yaman mengiring manusia menuju Mashyar. (HR Muslim). Tanda-tanda hari kiamat adalah sebagai berikut : • Tanda-tanda kiamat kecil - Diutusnya Nabi Muhammad SAW. Rasulullah telah mengabarkan bahwa diutusnya beliau sebagai rasul terakhir termasuk salah satu tanda kiamat, artinya kiamat itu sudah dekat, karena beliau merupakan penutup para nabi.Tidak ada lagi nabi sesudah beliau. Rasulullah bersabda : بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ يَعْنِي إِصْبَعَيْنِ Artinya :“Jarak antara pengangkatan aku sebagai Rasul dan hari Kiamat seperti (jarak) dua ini. (Yaitu dua jarinya)”.[Riwayat Bukhari dan Muslim]. Dalam riwayat lain: “Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya”. Al Hafizh Ibnu Rajab menjelaskan, bahwa hadits di atas ditafsiri dengan kedekatan masa Nabi SAW dengan hari kiamat, seperti dekatnya jarak antara jari telunjuk dan jari tengah. - Terbelahnya Bulan Allah SWT berfirman : اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ Artinya :“Telah dekat (datangnya) saat (Kiamat) itu, dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. (Q.S. Al-Qamar : 1-2). Dalam menafsirkan ayat di atas, Al Hafizh Ibnu Katsir menyatakan bahwa peristiwa terbelahnya bulan telah terjadi pada zaman Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits yang mutawatir dengan sanad yang shahih. Para ulama telah sepakat bahwa peristiwa tersebut merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. - Hamba sahaya perempuan melahirkan Tuannya. - Waktu yang berlalu terasa semakin singkat. - Ilmu agama dianggap tidak pentin. - Jumlah ulama (Ahli Agama) yang sesungguhnya semakin sedikit, sebaliknya banyak orang bodoh yang mengaku ulama dan menyesatkan umat. - Banyak terjadi Al-Harj. - Pembunuhan terjadi dimana-mana. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. Pernah bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah banyak terjadi al-Harj.” Para sahabatnya bertanya “Ya Rasulullah” : “Apakah al-Harj itu?” “Rasulullah Saw. Menjawab : “Pembunuhan dan pembunuhan”. - Banyaknya kekacauan (perzinaan, minuman keras, fitnah). Rasulullah SAW bersabda : إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَكْثُرَ الْجَهْلُ وَيَكْثُرَ الزِّنَا وَيَكْثُرَ شُرْبُ الْخَمْرِ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ وَيَكْثُرَ النِّسَاءُ حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ Artinya :“Sesungguhnya di antara tanda hari Kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan muncul, perzinaan merajalela, minum minuman keras merebak luas, kaum pria sedikit dan kaum wanita banyak hingga lima puluh orang wanita hanya memiliki satu orang laki-laki yang menanggung urusan mereka”.[HR Bukhari dan Muslim]. Yang dimaksud dengan ilmu dalam hadits ini, ialah ilmu syariat, yaitu ilmu yang menunjukkan manusia ke jalan yang lurus, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, ilmu yang mengenalkan Allah SWT beserta nama-nama dan sifat-sifat-Nya, ilmu yang menunjukkan cara beribadah yang benar kepada Allah SWT, gambaran bermuamalah yang baik dengan sesama kaum muslimin, dan lain-lain. Ulama memberikan beragam penafsiran tentang makna “ilmu diangkat”. Di antaranya, yaitu “hilang dari hati kaum muslimin” atau “matinya para ulama” atau “orang-orang menghafal Al Qur’an, tetapi tidak mengamalkannya” atau “ilmunya tidak bermanfaat”. - Jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki, dengan perbandingan 50:1. - Banyak wanita yang berdandan/berpenampilan seperti pria, begitu juga sebaliknya. - Banyak terjadi gempa bumi/musibah/bencana alam. Rasulullah SAW bersabda :“Tidaklah hari Kiamat itu akan tiba sampai ilmu tercabut dan banyak terjadi gempa bumi” (HR Bukhari). • Tanda-tanda Kiamat besar - Matahari terbit dari barat - Keluarnya Api Dari Wilayah Hijaz Yang Menyinari Punuk-Punuk Unta di Bushra (Wilayah Syam). Abu Hurairah R.A meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ تُضِيءُ أَعْنَاقَ الْإِبِلِ بِبُصْرَى Artinya :“Tidak akan terjadi hari Kiamat sebelum keluar api dari wilayah Hijaz yang menyinari punuk-punuk unta di Bushra (Huran)” (HR Bukhari dan Muslim). - Munculnya binatang ajaib yang dapat berbicara. - Hancurnya ka’bah. - Penghancur ka’bah dari Habasyah (Ethiopia). Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Saw. Bersabda : “Seorang dari Habasyah akan meruntuhkan ka’bah” (HR. Muslim) - Seluruh manusia menjadi kafir dan lenyapnya Al-Qur’an. - Keluarnya Dajjal, yaitu sosok pembohong yang menutupi kebenaran. “Asap, Dajjal, binatang besar, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka”. (HR. Muslim). Dajjal menurut beberapa riwayat merupakan seorang manusia biasa ia menutupi kebenaran dan menegakkan kebathilan. Saat datangnya dajjal, ia akan diikuti 70.000 orang Yahudi dari arah Khurasan, ketika ia muncul, maka Dajjal akan berjalan dimuka bumi dengan cepat, Dajjal akan membuat kerusakan dimuka bumi selama 40 hari, yang mana sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan dan sisanya seperti hari biasa. - Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di muka bumi. Ya’juj dan Ma’juj adalah dua suku yang akan muncul pada akhir zaman. Mereka dikisahkan memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi, dan mereka akan berperang melawan Nabi Isa beserta pasukannya sampai dimuka bumi. - Turunnya Nabi Isa a.s. Dalam surat Ali-Imran ayat 55 mengatakan bahwa Nabi Isa tidaklah dibunuh oleh orang-orang Yahudi, melainkan Allah mengangkat Nabi Isa ke langit. Saat hari kiamat besar terjadi nantinya Nabi Isa diturunkan kembali ke bumi untuk membunuh Dajjal. Menurut riwayat bahwa nabi Isa akan turun di Menara Putih di Damaskus. Beliau menjadi makmum dari Imam Mahdi, Nabi Isa diutus Allah untuk memerangi dan membunuh dajjal. Nabi Isa akan berada di bumi selama empat puluh tahun. Namun saat turun beliau bukan lagi seorang nabi, melainkan sebagai umat nabi muhamad SAW. Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda besar, serta sebagiannya sudah terjadi. Jika tanda-tanda besar muncul telah muncul satu, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya, yaitu yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat. Demikianlah kita sebagai umat manusia hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan taat dan takwa kepada Allah swt, karena bagaimanapun juga tanda-tanda kecil datangnya kiamat telah banyak terjadi dan itu semua sebagai peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. 2.3 Hari kebangkitan dan makhsyar • Hari Kebangkitan Keadaan manusia pada hari kebangkitan berbeda-beda sesuai dengan amal ibadahnya di dunia. Setelah fase kebangkitan makhluk dari alam kubur, maka manusia dan makhluk lainnya akan memasuki fase di Mahsyar, yang selanjutnya akan diberikan/ dihadapkan; Ita al-Kitab sebuah catatan amal masing-masing yang diberikan tiap-tiap makhluk, Mizan Kemudian akan dihadapkan sebuah neraca yang akan menimbang antara pahala dan dosa setiap makhluk. Haudh (telaga) setiap nabi akan memiliki telaga ini. Menurut ajaran Islam, Muhammad memiliki telaga yang diberi nama Kautsar, namun hanyalah calon penduduk surga yang dapat meminum airnya, dan para penguasa zalim dan pelaku bid'ah dilarang untuk mendekatinya. Selama hari yang sangat menyiksa itu, Muhammad akan memberikan pertolongan untuk seluruh makhluk yang disebut sebagai Syafa'at Udhma, ia akan memohon kepada Allah supaya secepatnya diadakan hisab. • Keadaan Makhsyar Mahsyar (Arab: محشر) adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup. Dataran Mahsyar berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah. Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia. Menurut ajaran Islam, manusia yang pertama kali dibangkitkan oleh Allah adalah Muhammad.] Hari-hari di Mahsyar itu disebut sebagai Yawm al Mahsyar (يوم المحشر, Yaumul Hasyir). Kemudian dikatakan dalam sebuah hadits oleh Muhammad bahwa Palestina adalah tanah Mahsyar (dikumpulkan) dan Mansyar (disebarkan) manusia.Di Indonesia, tanah Mahsyar ini lebih dikenal dengan sebutan Padang Mahsyar, begitupula dengan orang-orang yang berbahasa Melayu. Keadaan manusia akan tergantung dari amalan apa yang telah mereka kerjakan semasa hidup, ketika itu semua manusia akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sehingga orang terdekat kita tidak lagi memperdulikan keadaan kita, begitu pula sebaliknya disebabkan karena takut terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan semasa hidup di dunia. Ketika Matahari padam sehingga bumi dalam kegelapan. Takala mereka dalam keadaan demikian, langit di atas mereka berputar-putar dan meledak pecah berkeping-keping selama 500 tahun sehingga langit terbelah dengan segala kekuatannya kemudian meleleh dan mengalir bagaikan perak yg dipanaskan hingga berwarna merah dan manusia bercampur baur seperti serangga yang bertebaran dalam keadaan telanjang kaki, tidak berpakaian dan berjalan kaki. Kemudian matahari diterbitkan oleh Allah, tepat di atas kepala dengan jarak hanya 2 busur, sehingga manusia terpanggang oleh teriknya matahari yang intensitas panasnya telah dinaikkan dan keringat pun mengalir deras, menggenangi padang mahsyar seiring dengan rasa takut yang luar biasa karena mereka akan dihadirkan dihadapan Allah. Bagi orang yang beriman, beramal shaleh serta banyak mengerjakan kebaikan akan terlindungi dari terik sengatan sinar matahari. Kemudian keringat tersebut naik ke badan mereka, sesuai dengan tingkatan mereka dihadapan Allah. Bagi sebagian orang keringat akan menggenang mencapai lutut, bagi sebagian lain mencapai pinggang dan bagi sebagian lainnya mencapai lubang hidung bahkan ada sebagian manusia nyaris tenggelam di dalamnya. Bagi orang yang beriman akan diberikan syafaat oleh Muhammad, syafaat itu berupa: • Dipercepatkan pembicaraan dan dipermudahkannya memasuki surga, • Ditambahkan timbangan pahala supaya lebih berat daripada dosa, • Dimasukkan ke surga tanpa hisab. • Menurut ajaran Islam, manusia yang menerima syafaat di Mahsyar adalah orang Islam yang selalu berzikir, bershalawat kepada Muhammad, ikhlas membantu orang yang sedang kesulitan • Pada hari ini dinamakan juga "Hari Panggil Memanggil" di dalam Al Qur'an al-Mu'min 32 surah, karena semua orang yang berkumpul di mahsyar sebagian memanggil sehagian yang lain untuk meminta pertolongan. Pada hari kebangkitan ini seluruh manusia akan dibangkitkan dalam 3 kelompok, yaitu: Kelompok yang berkendaraan, Kelompok yang berjalan kaki, Kelompok yang berjalan dengan wajahnya. Ada salah seorang sahabat yang menanyakan, bagaimana bisa sekelompok tersebut berjalan dengan wajahnya, kemudian Muhammad menjawab "Allah yg menjadikan mereka berjalan dengan kaki, pasti mampu membuat mereka berjalan dengan wajah." Pada masa ini umat Islam datang secara berkelompok, berdasarkan surah An-Naba'[4] dan hadits shahih,[5] Golongan itu adalah seperti berikut: • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tanpa tangan dan berkaki. Mereka adalah orang yang ketika di dunia dulu suka mengganggu tetangganya. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berupa babi hutan. Mereka adalah orang yang ketika hidupnya meringankan malas dan lalai dalam salat. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan keledai, mereka Sedangkan perut membesar seperti gunung dan di dalamnya penuh dengan ular dan kalajengking. Mereka ini adalah orang yang enggan membayar zakat. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan darah memancut keluar dari mulut mereka. Mereka ini adalah orang yang berdusta di dalam jual beli. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berbau busuk lebih daripada bangkai. Mereka ini adalah orang yang melakukan maksiat sembunyi-sembunyi kerana takut dilihat orang, tetapi tidak takut kepada Allah. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan leher mereka terputus. Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu. • Dibangkitkan dari kubur tanpa mempunyai lidah dan dari mulut mereka mengalir keluar nanah serta darah. Meraka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan terbalik yaitu kepala ke bawah dan kaki ke atas, serta farajnya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air. Meraka adalah orang yang berbuat zina dan mati tanpa sempat bertaubat. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah hitam gelap dan bermata biru serta perutnya dipenuhi api. Mereka itu adalah orang yang memakan harta anak yatim dengan cara zalim. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tubuh mereka penuh dengan sopak dan kusta. Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut. Perutnya pula menggelebeh hingga ke paha dan keluar beraneka kotoran. Mereka adalah orang yang minum arak. • Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah yang bersinar-sinar bercahaya laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirath seperti kilat yang menyambar. Mereka adalah orang yang beramal soleh dan banyak berbuat baik, selalu menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara salat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka bertaubat dan mendapat ampunan, kasih sayang dan keridhaan Allah. Barisan di Mahsyar • Di padang mashyar nanti bendera-bendera dipasang oleh pemimpin-pemimpin kebenaran dan di bawahnya terdapat barisan-barisan pengikutnya. Bendera itu dipasang dan dikibarkan oleh: • Bendera liwaus shidqi (Kebenaran) dikibarkan oleh Abu Bakar Al-Shiddiq bagi semua orang yang benar dan jujur akan berada di bawah bendera tersebut. • Bendera fuqaha' untuk Mu'adz bin Jabal bagi semua orang yang alim fiqih akan berada dan berbaris di bawah bendera panji-panji ini. • Bendera zuhud untuk Abu Dzar Al-Ghiffari bagi semua manusia yang menjiwai dan membudi daya dengan zuhud akan berada di bawah bendera ini. • Bendera dermawan untuk Utsman bin Affan bagi para dermawan akan berada di bawahnya. • Bendera syuhada untuk Ali bin Abi Thalib bagi setiap orang yang mati syahid sama berbaris di bawah bendera ini. • Bendera qurra' untuk Ubay bin Ka'ab bagi para qari' sama berbaris di bawah bendera panji-panji ini. • Bendera mu'adzin untuk Bilal bin Rabah bagi para mu'adzin akan berada pada barisan di bawah bendera ini. • Bendera orang-orang yang dibunuh dengan aniaya untuk Husain bin Ali bagi orang-orang yang dibunuh dengan aniaya akan berada di bawah bendera ini. Tujuh orang yang mendapatkan naungan Di Mahsyar dengan suhu yang sangat panas pada hari hisab, tentulah para manusia menjadi bingung dan panik ingin mencari tempat perlindungan, dan pada hari itulah manusia akan berkata: "Ke mana tempat lari?". Dalam Al-Quran disingkapkan dengan tegas dan jelas sekali perihal keadaan itu sebagaimana firman Allah yang berbunyi: “Pada hari itu manusia berkata: 'Ke mana tempat lari?' Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!.” (Al-Qiyamah 75:10-11) Tetapi dengan kehendak Allah akan terdapat beberapa orang yang mendapatkan naungan, tetapi tidak semua manusia dapat berteduh di bawahnya, itu merupakan rahmat Allah dan naungannya. Ada tujuh orang yang akan mendapatkan naungan dari Allah dengan rahmatNya pada hari yang tiada naungan selain naunganNya ialah: • Penguasa/ pemimpin yang adil. • Seorang remaja yang mengawali keremajaannya dengan beribadah kepada Allah. • Seorang lelaki yang hatinya dipertautkan dengan masjid-masjid. • Dua orang yang saling cinta-mencintai karena Allah, yakni yang keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah. • Seorang lelaki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu ia menjawab: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah". • Seorang yang mengeluarkan sedekah dan disembunyikan, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya itu (artinya dia bersedekah dan tidak menceritakan sedekahnya itu kepada orang lain). • Seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, sehingga kedua matanya mencucurkan air mata." 2.4 Mizan Yaumul Mizan adalah hari timbangan amal manusia, dimana setiap amal manusia akan ditimbang agar diketahui secara pasti dan yakin tentang amal baik dan amal buruknya. Penimbangan ini dilakukan dengan seadil-adilnya tanpa ditambah ataupun dikurangi sedikitpun. Secara etimologi Mizan adalah suatu alat atau neraca yang digunakan untuk mengukur dan menghitung segala sesuatu berdasarkan ringan atau berat. Sedangkan secara terminologi, Mizan merupakan sesuatu Allah SWT yang diletakkan di hari kiamat guna untuk menimbang amalan hamba-hambaNya ketika dia masih berada di dunia. Allah Berfirman dalam Surah (Al-Mukminun: 102-104) “Barangsiapa yang berat timbangan [kebaikan] nya maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. (102) Dan barangsiapa yang ringan timbangannya[8], maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. (103) Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.” (104). Allah Berfirman dalam Surah (QS Al Qariah: 6-9) “Dan ada pun orang-orang yang berat timbangan (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan ada pun orang yang ringan timbangan (kebaikannya), maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. ” (QS Al Qariah: 6-9). Nama-nama yang ada pada hari kiamat salah satunya adalah Yaumul Mizan atau dinamakan sebagai hari penimbangan amal manusia. Pada peristiwa hari kiamat kan terjadi setelah malaikat Israfil meniup terompet sangkakala yang pertama atas perintah Allah SWT. Setelah itu, seluruh makhluk hidup yang hidup di dunia akan mati dan dibangkitkan kembali serta dikumpulkan di tempat yang sangat luas untuk dihisab amalannya selama didunia. Amalan-amalan manusia akan dihitung dan diberikan balasan yang setimpal serta mendapatkan sebuah kenikmatan disurga atau siksaan di neraka. Yaumul Mizan adalah hari penimbangan amal manusia selama dibumi. Bagi manusia yang mempunyai amal kebaikan yang banyak dibandingkan amal buruknya , maka manusia tersebut akan menerima catatan amal dengan tangan kanannya dan golongan orang yang menerima catatan amal dengan tangan kanan maka akan mendapatkan sebuah kebahagiaan karena akan ditempatkan disurga nya Allah SWT. Sebaliknya, untuk manusia yang mempunyai amal buruk yang berat maka akan menerima amalannya dengan tangan kiri dan termasuk golongan yang mendapat siksa di neraka. 2.5 Al-Haudh Al Haudh dalam arti bahasa adalah Telaga.Dalam bahasa Arab, Al Haudh artinya “Air yang tergenang dalam jumlah besar, tetapi bukan lautan”. Al Haudh adalah tempat berkumpulnya air di tanah Mahsyar yakni telaga yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Saw. dan ummatnya sebagai bentuk pernghargaaan atau kemuliaan bagi mereka. Keberadaan Al Haudh adalah kepastian.Tidak bisa diingkari dan diragukan keberadaannya. Keyakinan akan adanya telaga di hari kiamat merupakan suatu akidah yang dilandasi hadits sahih bahkan mutawatir dan ijma’ para ulama. Imam as-Suyuthy menyebutkan bahwa hadits yang menceritakan adanya telaga di hari kiamat, telah diriwayatkan oleh lebih dari lima puluh sahabat Nabi Saw. Telaga yang ada di padang mahsyar kelak jumlahnya bukanlah hanya satu saja, namun jumlahnya banyak sekali sebanyak para nabi yang Allah Swt utus ke muka bumi. Rasulullah Saw. Bersabda : “Sesungguhnya setiap nabi mempunyai telaga, mereka membanggakan mana telaganya yang paling banyak di datangi dan saya berharap telagaku yang paling banyak pengunjungnya." (HR. Tirmidzi) Telaga Rasulullah Saw bermata air dari sebuah sungai di surga yang bernama sungai al-Kautsar. Darinyalah gemercik air surga mengaliri telaga tersebut, melewati dua pancuran istimewa, yang pertama terbuat dari emas dan yang lainnya dari perak. Nabi Saw bersabda : “Air mengalir dengan deras ke dalamnya melalui dua pancuran dari surga. Salah satunya terbuat dari emas dan yang kedua dari perak”. (HR. Muslim dari Tsauban) Menurut al-Qurtubi dalam kitabnya At tadzkirah nabi Saw. mempunyai dua haudh yaitu : Pertama : Haudh (telaga) yang berada di Mahsyar yaitu pada saat seluruh manusia berdiri selama 50 ribu tahun kepanasan, kehausan, dan merasakan kepedihan ketika berada di Mahsyar. Kedua : Haudh nabi yang berada di surga. Keduanya di sebut dengan kautsar. Nabi Saw. memberikan bermacam-macam gambaran haudh yang beliau miliki dengan tujuan memberikan motivasi kepada umatnya agar melakukan hal yang membuat mereka bisa mendatangi haud tersebut dan meminum airnya, lalu beliau menyebutkan sifat-sifat haudh sebagai berikut :airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu, panjang dan lebarnya sama, luasnya antara Aelah dan San’a, jumlah gelasnya sejumlah bintang-bintang di langit, orang yang meminum airnya tidak akan kehausan selamanya. Gambaran tentang haudh di sebutkan dalam beberapa hadis di antaranya : “Sesungguhnya telagaku sejauh jarak dari Ailah (Palestina) dan ‘Adn (Yaman). Airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dengan susu. Bilangan bejananya lebih banyak dari bilangan bintang.Dan aku akan menghalaunya sebagaimana seseorang menghalau orang dari telaganya.” (HR. Muslim) Karena telaga Rasul Saw. paling banyak pengunjung yang akan mereguk airnya, maka gelas-gelas yang tersedia di sana pun amatlah banyak. Nabi Saw. menjelaskan dari Ibnu Umar : "Gelas-gelas telagaku sebanyak bintang-bintang di langit." (HR. Ahmad) Pada saat di Mahsyar nanti banyak sekali manusia yang datang ke Haudh Nabi Saw. tetapi mereka ditolak dan tidak dizinkan, hal itu karena semasa di dunia mereka melakukan sesuatu yang membuat mereka terhalangi untuk mencapai haudh. Di antara orang-orang yang terhalang dari haudh Nabi Saw. adalah : a. Orang yang berpaling dari agama Allah Swt. b. Orang yang membuat bid’ah. c. Orang yang menyimpang dari kelompok mayoritas Islam. d. orang yang dengan terang-terangan melakukan dosa besar. e. Orang yang berlebihan dalam berbuat kezhaliman. 2.6 Sirath Shirâth secara etimologi bermakna jalan lurus yang terang . Adapun menurut istilah, yaitu jembatan terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”. Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân “[Muttafaqun ‘alaih] Bentuk dan kondisi sirath Dalam hadits yang sudah disebutkan di atas terdapat beberapa ciri atau sifat dan bentuk shirâth, yaitu: “Licin (lagi) mengelincirkan, di atasnya ada besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân”. Di samping itu, para Ulama menyebutkan pula bahwa shirâth tersebut lebih halus daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin dan mengelincirkan. Hal ini berdasarkan pada beberapa riwayat, baik yang disandarkan langsung kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kepada para Sahabat tetapi dihukumi marfû’. Sebab, para Sahabat tidak mungkin mengatakannya dengan dasar ijtihad pribadi mereka tentang suatu perkara yang ghaib, melainkan hal tersebut telah mereka dengar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah kita amati dalil-dalil tersebut di atas dapat kita ikhtisarkan di sini sifat dan bentuk shirâth tersebut sebagaimana berikut: 1. Shirâth tersebut amat licin, sehingga sangat mengkhawatirkan siapa saja yang lewat dimana ia mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh. 2. Shirâth tersebut menggelincirkan. Para Ulama telah menerangkan maksud dari ‘menggelincirkan’ yaitu ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh. 3. Shirâth tersebut memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok. Ini menunjukkan siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkeramannya. 4. Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak, dan tersambar oleh pengait besi atau tidak, semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing orang. 5. Shirâth tersebut terbentang membujur di atas neraka Jahannam. Barang siapa terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan terjatuh ke dalam neraka Jahannam. 6. Shirâth tersebut sangat halus, sehingga sulit untuk meletakkan kaki di atasnya. 7. Shirâth tersebut juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Karena sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka akan menjadi tajam. 8. Sekalipun shirâth tersebut halus dan tajam, manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allâh Azza wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu berjalan di atas apapun. 9. Kesulitan untuk melihat shirâth karena kehalusannya, atau terluka karena ketajamannya, semua itu bergantung kepada kualitas keimanan setiap orang yang melewatinya. 2.7 Syafa’at Syafaat berasal dari kata asy-sayafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya. Ini pengertian secara bahasa. Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharatuntuknya. Syafa’at terdiri dari dua macam : • Macam Pertama, syafaat yang didasarkan pada dalil yang kuat dan shahih, yaitu ditegaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Kitab-Nya, atau yang dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. • Syafaat tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang bertauhid dan ikhlas. Syafa’at juga mempunyai tiga syarat yakni : • Pertama, Allah meridhai orang yang memberi syafaat. • Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat. • Ketiga, Allah mengizinkan pemberi syafaat untuk memberi syafaat. Penjelasan syarat diatas yakni ditegaskan langsung oleh Allah SWT dalam firmanNya وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لاَتُغْنِى شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلاَّ مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللهُ لِمَن يَشَآءُ وَيَرْضَى “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm: 26) Dalil tentang syafa’at • Dalil dalam Al-Qur’an يَوْمَئِذٍۢ لَّا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَرَضِىَ لَهُۥ قَوْلًۭ “Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya.” (QS Thaha [20]: 109) • Dalil dalam Hadits أَسْعَدُ اْلنَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ “Orang yang paling berbahagia memeroleh syafaatku pada Hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ‘La ilaha illa Allah’ ikhlas dari lubuk hatinya.” (HR Bukhari: 99, 6570) 2.8 Karakteristik Neraka Neraka adalah tempat yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang kafir, orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya, serta orang-orang yang melanggar syari’at-Nya. Masuk neraka adalah sebuah kehinaan. Allah Ta’ala berfirman : رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ “Ya Rabb kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolong pun” (QS. Ali ‘Imran: 192). Api neraka hitam pekat melebihi hitamnya aspal. Rasulullah SAW.bersabda, “Apakah kalian menyangka bahwa api neraka itu kemerah-merahan seperti api kalian yang berada di dunia? Sungguh, ia lebih hitam pekat dariapada aspal.” (HR.Baihaqi) 2.9 Pintu-pintu neraka dan Adzab didalamnya Neraka Hawiyah Nama neraka yang pertama sekaligus yang paling ringan siksaannya adalah Neraka Hawiyah. Dalam Surah Al-Qariah dijelaskan bahwa : “Dan adapun orang – orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Al-Qoriah : 8 – 11)”. Neraka Jahim Nama neraka yang ke dua adalah neraka Jahim. Menurut tafsiran para ahli tafsir, bahan baku yang digunakan Allah untuk menyiksa manusia yang ada di neraka Jahim adalah bebatuan. Penghuni neraka Jahim sendiri kabarnya adalah orang-orang yang sesat dalam aktivitas peribadahan kepada Allah SWT. Neraka Saqar Nama neraka yang ketiga adalah neraka Saqar. Penjelasan Neraka Saqar ada di salah satu ayat Al-Qur’an yang artinya : “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam neraka Saqar? Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan.” (QS. Al-Mudatsir : 42-46). Neraka Ladza Nama neraka yang ke empat adalah neraka Ladza. Hampir sama seperti neraka Hawiyah, Neraka Ladza juga dipenuhi dengan api yang bergejolak, yang panasnya dapat mengelupaskan kulit kepala manusia. Neraka ini akan dihuni oleh orang yang suka berpaling dari agama dan suka mengumpukan harta benda untuk disimpan. Neraka Huthamah Nama neraka yang ke lima adalah neraka Huthamah. Dalam Surah Al-Humazah ayat 5 – 7 yang artinya “Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” Neraka Sa’ir Nama neraka yang ke enam adalah Neraka Sa’ir. Penjelasan mengenai neraka Sa’ir ada di dalam Surah An-Nisa ayat 10 yang artinya : “Sesungguhnya orang – orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh pernutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala – nyala (neraka). (An-Nisa : 10). Neraka Jahannam Nama neraka yang ke tujuh adalah Neraka Jahannam. Penjelasan mengenai neraka Jahannam ada di dalam Surah Al-Hijr ayat 43 yang artinya “ Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar – benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut – pengikut Syaitan) Semuanya. (Al-Hijr :43). 2.10 Amalan-amalan yang memasukkan kedalam neraka Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah S.A.W bersabda artinya : “Enam golongan manusia yang akan dimasukkan ke neraka pada hari kiamat sebelum hisab (perhitungan amal) yaitu : 1. Penguasa yang zalim. Pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat dan diberikan amanah untuk memimpin negara sekiranya ia melakukan kezaliman kepada rakyat dan tidak berlaku adil tidak akan dapat mencium keharuman surga dan dimasukkan kedalam neraka sebelum hisab (perhitungan amal). 2. Orang yang fanatik (menyombongkan kebangsaannya) Islam melarang umatnya mengutamakan kemegahan atau ta’ashsub kepada sesuatu kaum/bangsa dan sifat seperti ini disebut memperjuangkan ashabiyah. 3. Pemimpin yang Sombong. Sifat sombong adalah salah satu sifat yang sangat dimurkai oleh Allah SWT. Karena sebenarnya tidak ada yang bisa disombong oleh manusia. Meskipun memilih kekuasaan dan kekayaan yang berlimpah, itu semua adalah milik Allah SWT. Bila Allah berkehendak, maka semua yang dimiliki tersebut dalam waktu singkat. 4. Pedagang atau Ahli Perniagaan yang Curang. Salah satu cara mencari rezeki yang dianjurkan oleh Allah SWT adalah dengan cara perniagaan. Ini merupakan kegiatan ekonomi jual beli yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Ini karena aktivitas perniagaan menjanjikan hasil laba yang berlipat ganda jika berusaha denga bersungguh-sungguh Namun, jika perniagaan ini dilakukan dengan penipuan yakni menaikkan harga barang, mengubah ukuran timbangan atapun menimbun barang adalah sesuatu yang dilarang. Tujuan perniagaan jika berujuk pada ajaran agama Islam adalah untuk memperbesar, memperpanjang dan memperluas aktivitas syariat Islam dengan tujuan beribadah serta mengharap ridho dari Allah SWT. 5. Orang Bodoh yang Mempertahankan Kejahilannya Islam adalah agama yang sangat memuliakan ilmu pengetahuan. Terlebih lagi jika ilmu yang dipelajari tersebut diamalkan dan disebarkan untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Nabi S.A.W. bersabda yang maksudnya, ”Barangsiapa menuntut ilmu berarti menuntut jalan ke syurga”. (Hadis Riwayat Muslim) 6. Ahli Ilmu karena Hasad Dengkinya Hasad atau dengki diartikan sebagai sifat seseorang yang tidak suka jika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT. Bahkan, orang ini ingin kenikmatan tersebut hilang dari orang lain. Sifat ini adalah sifat yang miliki oleh Iblis karena ia merasa cukup iri hati kepada Nabi Adam as serta anak cucunya. BAB III PENUTUP Kesimpulan Sebagai manusia yang beriman kita harus mempercayai bahwa hari akhir itu akan terjadi suatu hari nanti. Di dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan dengan pastiadanya nama-nama hari akhir, tanda-tanda, macam-macam, dan peristiwa- peristiwanya. Sebagai orang beriman sudah selayaknya kita mengambil hikmah-hikmah dari beriman kepada hari Kiamat. Kita harus mempersiapkan banyak bekal berupa amal kebaikan selama di dunia ini. Jadi kita harus berhati-hati dan berbuat sesuai yang disyariaatkan oleh agama Islam, karena setiap amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hari akhir. Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis. DAFTAR PUSTAKA https://konsultasisyariah.com/10431-pengetian-syafaat-dan-macamnya.html https://tebuireng.online/macam-dan-dalil-adanya-syafaat-rasulullah-saw/ https://nasihatsahabat.com/dalil-dalil-berkenaan-dengan-syafaat/ https://harakahislamiyah.com/dakwah/gambaran-neraka-dalam-islam https://bangka.tribunnews.com/2016/06/08/kenali-7-jenis-neraka-siapa-saja-golongan-yang-jadi-penghuni https://muslim.or.id/29755-seluk-beluk-neraka.html https://www.islampos.com/6-golongan-manusia-masuk-neraka-tanpa-hisab-24021/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Tauhiid 1 ( Karakteristik Aqidah Islam)

Makalah Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih

Makalah Hukum Syar'i - Ushul Fiqih