Makalah Struktur Ilmu Pengetahuan
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya telah melimpahkan kesempatan dan pengetahuan sehingga Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih pula kami haturkan kepada teman-teman yang telah membantu dan berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dan diselesaikan dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu kepada para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami sangat memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.
Bandung, 24 November 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia telah mampu mewujudkan prestasi ilmiahnya secara teori dan praktik di abad ke-20 ini, yang 10% atau bahkan 0,1% dari prestasi-prestasi ilmiah itu belum mampu di wujudkan pada abad-abad sebelumnya (Yusuf Qardhawi, 2001: 20) dalam buku “filsafat ilmu pengetahuan, Jalaluddin”. Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara dalam mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya.
Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, Pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih. Jika proses penarikannya dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.
Pengetahuan banyak jenisnya, salah satunya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia empiris dan proses pendapatkan pengetahuannya sangat ketat yaitu menggunakan metode ilmiah. Ilmu menggabungkan logika deduktif dan induktif, dan penentu kebenaran ilmu tersebut adalah dunia empiris yang merupakan sumber dari ilmu itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
A. Mengetahui pengertian struktur ilmu pengetahuan
B. Menjelasan mengapa teori itu dapat terjadi
C. Menjelaskan bagaimana hipotesis itu dapat terjadi
D. Mngetahui Cara penarikan kesimpulan berdasarkan logika
E. Mengetahui metode keilmuan dalam pengambilan data Informasi
F. Dapat menyusun hipotesis atau pembuktian kedalam dunia nyata
G. Mampu menarik kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu dapat ditolak atau diterima
H. Mengetahui apa itu Paradigma
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dari makalah ini yaitu :
1.Untuk mengetahui proses dalam memperoleh pengetahuan
2.Untukmengetahuihal-halapayangharusdilakukan untukmemperolehpengetahuanyang benar?
3.Untuk mengetahui stuktur pengetahuan secara ilmiah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Ilmu Pengetahuan
• Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” sama dengan kata dalam bahasa Inggris “Science” yang berasal dari bahasa Latin “Scio” atau “Scire” yang kemudian di Indonesiakan menjadi Sains. Jujun S. Suria Sumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu (sebuah pengantar populer)” mengatakan “Pengetahuan yang di proses menurut metode ilmiah dan memenuhi syarat-syarat keilmuan disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu.” Beliau juga menjelaskan bahwa ilmu pada dasarnya adalah kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada. “Sekiranya kita mengetahui salah satu penyebab banjir dan longsor adalah hutan yang gundul”, maka penjelasan yang semacam ini akan memungkinkan kita melakukan upaya untuk mencegah banjir, dengan menjaga dan melestarikan hutan supaya tidak gundul.
• Struktur (Structure)
Struktur adalah perangkat unsur yang diantaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik, unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang bersifat intuitif. (kamus Linguistik; Prof. Dr. Harimurti Kridalaksana:1993). Jadi, Struktur ilmu pengetahuan adalah suatu kumpulan pengetahuan sistematik terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan atau dikoordinasikan agar dapat menjadi dasar teoritis atau memberikan penjelasan termaksud. The Liang Gie (2000: 139). Struktur ilmu dalam filsafat ilmu merupakan bagian yang penting dipelajari mengingat ilmu merupakan suatu bangunan yang tersusun, bersistem dan kompleks. Melalui ilmu kita dapat menjelaskan, meramal dan mengontrol setiap gejala-gejala alam yang terjadi. Tujuan akhir dari disiplin keilmuan yaitu mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten.
B. Struktur Ilmu Pengetahuan
Struktur ilmu pengetahuan ini terdapat suatu anggota yang luas bahwa ilmu pada dasarnya adalah metode induktif-empiris dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Memang terdapat beberapa alasan untuk mendukung penilaian yang populer ini karena ilmuwan mengumpulkan fakta-fakta tertentu, melakukan pengamatan dan mempergunakan data indrawi. Walaupun begitu analisis yang mendalam terhadap metode keilmuwan menyatakan kenyataan bahwa apa yang dilakukan ilmuwan dalam usahanya mencari pengetahuan lebih tepat digambarkan sebagai kombinasi antara prosedur empiris dan rasional. Epistimologi keilmuan adalah rumit dan penuh dengan kontrofersi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa metode keilmuwan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan.
a) Metode ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah
Secara garis besar metode ilmiah dibagi menjadi 2 :
• Metode ilmiah yang bersifat umum
Metode ilmiah yang bersifat umum dibagi dua, yaitu metode analitiko-sintesis dan metode nondeduksi.
1.Metode analitiko-sintesis merupakan gabungan dari metode analisis dan metode sintesis. Metode analisis ialah cara penanganan terhadap barang sesuatu atau sesuatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milahkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Metode sintesis ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan cara menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya sehingga menghasilkan sesuatu pengetahuan yang baru.
2.Metode nondeduksi merupakan gabungan dari metode deduksi dan metode induksi. Metode deduksi ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat khusus berdasarkan atas ketentuan hal-hal yang bersifat umum. Metode induksi ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum atau yang bersifat lebih umum berdasarkan atas pemahaman atau pengamatan terhadap sejumlah hal yang bersifat khusus.
• Metode penyelidikan ilmiah
Metode penyelidikan ilmiah dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode penyelidikan yang berbentuk daur/ metode siklus empiris dan metode vertikal atau yang berbentuk garis lempeng atau metode linier.
1. Metode siklus-empiris adalah suatu cara penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu biasanya bersifat empiris-kealamaan dan penerapanya terjadi ditempat yang tertutup, misalnya seperti di dalam laboratorium.
2. Metode vertikal atau berbentuk garis tegak lurus atau metode linier atau berbentuk garis lempeng digunakan dalam penyelidikan yang pada umumnya mempunyai objek materialnya hal-hal yang pada dasarnya bersifat kejiwaan, yaitu lazimnya berupa atau terjelma dalam tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Penerapan metode ini diawali dengan pengumpulan bahan penyelidikan secukupnya, kemudian bahan itu dikelompokkan menurut satu pola atau satu bagian tertentu. Penyelidikan semacam ini biasanya dilakukan di alam bebas atau dialam terbuka, yaitu kelompok manusia tertentu.
b) Teori
Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut. Teori merupakan suatu absraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya, teori ilmu merupakan sesuatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan obyek yang dijelaskannya.Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Tujuan akhir dari setiap disiplin keilmuan adalah
c) Hipotesis
Hipotesis adalah pernyatan sementara tentang hubungan antara variabel. Hubungan hipotesis ini diajuhkan dalam bentuk dugaan kerja atau teori, yang merupakan dasar dalam menjelaskan kemungkinan hubungan tersebut. Hipotesis diajuhkan secara khas dengan dasar coba-coba. Hipotesis berfungsi untuk mengikat data sedemikian rupa sehingga hubungan yang diduga dapat kita gambarkan dan penjelasan yang mungkin dapat kIta ajukan. Oleh karena itu maka sebelum teruji kebenarannyasecara empiris semua penjelasan rasional yang diajuhkan statusnya hanyalah bersifat sementara. Sekiranya menghadapi suatu masalh tersebut kita dapat memajuhkan hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dari sekian hipotesis yang diajuhkan hanya satu yang diterima berdasarkan kriteria kebenaran korespondensi yakni hipotesis yang didukung oleh fakta empiris.
d) Logika
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berfikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap valid jika proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara luas didefinisikan sebagai ” pengkajian berfikir secara valid”.
e) Data-Informasi
Tahapan ini merupakan suatu yang dikenal dalam metode keilmuan. Disebab oleh banyaknya kegiatan keilmuan yang diarahkan kepada pengumpulan data, maka banyak orang yang menyamakan keilmuan dengan pengumpulan fakta. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan.
Penyusunan dan klasifikasi data tahapan metode keilmuan ini menekankan kepada penyusunan kata dalam kelompok-kelompok, jenis-jenis dan kelas-kelas. Dalam sebuah cabang ilmu usaha untuk mengidentifikasi, menganalisa, membadingkan, dan membedakan fakta-fakta yang tergantung kepada adanya klasifikasi yang disebut taksonomi dan ilmuan modern terus berusaha untuk menyempurnakan taksonomi untuk bidang keilmuan mereka.
f) Pembuktian
Langkah selanjutnya setelah menyusun hipotesis adalah menguji hipotesis tersebut dengan mengonfrontasikannya dengan dunia fisik yang nyata. Sering kali dalam hal ini kita harus melakukan perantara yakni menentukan faktor yang kita uji dalam langka melakukan verifiasi terhadap keseluruan hipotesis tersebut. Kadang-kadang kita membutuhkan instrumen yang membantu panca indra kita umpamanya teleskop atau mikroskop. Tidak jarang pula beberapa pembuktian ilmiah membutuhka alat yang rumit sekali sehingga terjadi bahwa hipotesis baru dapat dibuktikan beberapa lama setelah ditemukan alat yang dapat membantu mengumpulkan fakta yang dibutuhkan.Pengujian kebenaran dalam ilmu berarti mengetes alternatif-alternatif hipotesis dengan pengamatan kenyatan sebenarnya. Dalam hubungan ini maka keputusan terakhir terletak pada fakta. Jika fakta satu hipotesis, maka hipotesis yang lain dipilih dan diperoses ulang.
g) Evaluasi
Evaluasi dalam hal ini adalah menarik kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses menguji hipotesis tidak terdapat fakta yang cukup mendukung maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya.Evaluasi dapat berupa penjelasan dari seluruh rangakaian metode ilmiah Terdapat empat cara berbeda ynag digunakan dalam ilmu untuk menjawab pertanyaan ini yakni, dekduktif probabilistik, genetis, dan fungsional.
h) Paradigma
Secara umum pengertian pradigma adalah seperangkat kenyakinan atau dasar yang menuntut seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Guba paradigma ilmu pengetahuan mempunyai definisi bahwa seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tidakan-tindakan manusia dalam keseharian atau penyelidikan ilmiah. Pandangan tetentang pradigma ilmu pengetahuan berubah antar waktu. Perubahan pradigma dalam ilmu pengetahuan mencakup seluruh aspek pradigma.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedurdan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala-gejala kealaman, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Dimensi ilmu mengacu pada perwatakan yang sepatutnyadi anggap termasuk dalam ilmu, peranan atau pentingya ilmu dalam suatu kerangka tertentu, dan sifat atauciri perluasan yang dapat ditambahkan pada ilmu berdasarkan sesuatu pertimbangan. Apabila ilmu dibahas dari sudut salah satu dimensi, maka merupakan suatu analisis dari sudut tinjauan khusus yang bercorak eksternal. Untuk keperluan penelaahan terhadap ilmu, sudaut tinjauan dari arah luar adalah suatu hampiran studi tertentu atau suatu perspektif dalam analisis.
Struktur Ilmu pengetahuan ilmiah mencakup :
Pembagian sistematis, Ilmu Pengetahuan diperoleh dengan cara penalaran, penalaran induktif, penalaran deduktif, pembuktian, evaluasi, penalaran ilmiah, dan paradigma.
DAFTAR PUSTAKA
Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. SH. Jakarta. 2005. Hal
The Liang Gie. Filsafat Ilmu
academia .edu/9839877/Filsafat_Ilmu. Rabu,13mei2015;10:05WIB.
Noeng Muhadjir. Filsafat Ilmu. Rake Sarosin. Yogyakarta. 2011.
Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008.
Komentar
Posting Komentar